Selasa, 27 November 2012

LIMBAH KOPI PAKAN KAMBING ETAWA


A. Pengertian Limbah KOpi

Limbah kopi yang dimaksud dalam rekomendasi teknologi ini adalah kulit buah (pulp) dan cangkang biji (hull) kopi (Lihat Gambar 1) yang tercampur karena dalam proses pengelupasan untuk mendapatkan biji kopi osé (tanpa kulit) dilakukan dengan menggiling kopi glondong kering tanpa melalui proses pengelupasan kulit buah (depulping) maupun cangkangnya (dehulling).



B. Kandungan Gizi dan manfaat

1. Kandungan Gizi

        Limbah kopi yang diolah untuk pakan penguat adalah bagian kulit dan daging buahnya hasil proses pembijian. Sebelum digunakan, limbah kopi tersebut difermentasi dengan Aspergillus niger selama 5 hari kemudian dijemur selanjutnya digiling.
       Menurut Londra dan Andri mengatakan bahwa hasil analisis proksimat menunjukkan, limbah kopi mengandung 6,67% protein kasar, dengan serat kasar 21,40%. Kandungan gizi limbah kopi meningkat setelah dilakukan fermentasi selama 5 hari, terjadi peningkatan kadar protein (CP) menjadi 12,43 % meningkat sebanyak 5,76 % dibandingkan dengan limbah tanpa fermentasi. Sedangkan terjadi penurunan serat kasar (CF) sebanyak menjadi 11,05 %, sedangkan lemak, kalsium dan phospor hampir sama (Tabel 1). Hal ini menunjukkan, fermentasi dengan Aspergillus niger mampu meningkatkan nilai gizi limbah kopi, yang ditunjukan dengan meningkatnya protein dan menurunkan kadar serat kasar.

         
2. Manfaat        

Limbah kopi yang difermentasi dengan Aspergillus niger kemudian diberikan kepada kambing etawa selama 6 bulan. Hasil penelitian dari Londra dan Andri mengatakan bahwa penggunaan limbah kopi terfermentasi untuk pakan penguat mampu memberikan peningkatan berat badan (PBB) secara nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan P0 (kontrol) pakan hijauan saja dari rata-rata 68.41 gram/ekor/hari (kontrol) menjadi 102.92 gram/ekor/hari (P3) limbah kopi. Sedangkan dengan dedak (P2) memberikan PBB 100.50 gram/ekor/hari dan secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05) (Tabel 2).  Hal ini juga sesuai yang dikatakan (Simanihuruk dan Sirait, 2010) yang mengatakan bahwa kulit kopi yang di silase itu memiliki aroma harum sehingga disukai kambing dan cukup palatabilitas.
      Meningkatnya pertumbuhan kambing yang mendapat pakan tambahan (pakan penguat) disebabkan pada pakan penguat tersebut mengandung kandungan protein dan energi yang lebih tinggi dibanding hijauan. Adanya peningkatan produktivitas (pertumbuhan) kambing yang mengakibatkan tambahan output yang nilainya lebih besar dibanding tambahan input. Namun perlu pula diingat bahwa penggunaan alat mekanisasi dalam pengolahan limbah kopi juga merupakan faktor yang turut menentukan efisiensi (Londra dan Andri).



    Penggunaan limbah kopi terfermentasi sebanyak 100 gram/ekor/hari dikombinasi-kan dengan pemberian enzim 2,5 gram/ekor/hari dapat meningkatkan produksi susu, memperpanjang lama laktasi serta memberikan tingkat pertumbuhan anak tertinggi dibandingkan dengan induk kambing yang hanya diberikan hijauan saja (Guntoro dan Yasa, 2002) .


C. Prosedur Pengolahan Limbah Kopi (Guntoro dan Yasa, 2002)


Limbah kopi yang diolah untuk pakan penguat kambing adalah bagian daging buah kopidan kulit biji yang diperoleh saat proses pembijian. Limbah kopi yang diteliti adalah limbah kopi Robusta.Limbah kopi sebelum dipergunakan, difermentasi dengan Aspergilus niger produksi BPTP Bali selama 2 – 3 hari selanjutnya dikeringkan kemudian digiling hingga berbentuk tepung.
 

Gambar 1. Proses altivasi fermentor Aspergillus niger



 Gambar 2.Proses Fermentasi dengan aspergilus nigerv



Limbah kopi
                                   Larutan aspergilus niger
                                   Didiamkan 5 hari
Limbah kopi
Terfermentasi
                        dikeringkan

Limbah fermentasi
Kering










   
       digiling 

Tepung Limbah kering  


Kesimpulan

Kulit kopi yang diolah secara kimia (fermmentasi, amoniasi dan silase) dapat meningkatkan produksi (daging dan susu) secara nyata, karena kulit kopi yang diolah secara kimia memiliki aroma yang disukai kambing dan cukup palatabilitas. Adanya peningkatan produktivitas (pertumbuhan) kambing yang mengakibatkan tambahan output yang nilainya lebih besar dibanding tambahan input.


Daftar Pustaka 

Guntoro, S., M. Rai Yasa dan I Md. Londra. 2002. Hasil Pengkajian Pemanfaatan Limbah perkebunan (Kakao dan kopi) Untuk Pakan Ternak: Laporan Penelitian Kerjasama BPTP Bali dengan Bappeda Prop. Bali, Denpasar.

I Made Londra1 Dan Kuntoro Boga Andri.  Potensi Pemanfaatan Limbah Kopi Untuk Pakan Penggemukan Kambing Peranakan Etawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Balai        Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur



Kiston Simanihuruk Dan J. Sirait. 2010 Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar Pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner.