BAKSO KELINCI
Bahan :
Bahan :
1. 250 gr daging kelinci segar
2. 75 gr es batu
3. 8 gr garam dapur
4. Penyedap rasa secukupnya
5. 0,5 gr mrica
6. 50 gr tepung tapioka
7. 0,75 gr STP (sodium tripoly pospat)
4. Penyedap rasa secukupnya
5. 0,5 gr mrica
6. 50 gr tepung tapioka
7. 0,75 gr STP (sodium tripoly pospat)
8. 1 Telur
Cara membuat :
1.
Buang lemak dan jaringan ikat (urat) yang menempel pada daging kelinci,
kemudian tambahkan garam dan es yang telah dihaluskan selama satu menit.
2.
Masukkan tepung tapioka, mrica dan telur ke dalam adonan daging, kemudian
putar selama satu menit.
3.
Adonan yang telah lengket didiamkan selama 30 menit sampai 1 jam (kalau
bisa simpan di lemari es) Rebus air dalam panci sampai mendidih, setelah itu
kecilkan api atau matikan.
4.
Siapkan adonan dan bentuk menjadi bulatan sesuai selera, masukkan ke dalam
panci yang berisi air panas.
5.
Bulatan bakso akan mengembang dan berubah warna menjadi coklat keabuan,
kemudian rebus lagi selama 10-15 menit.
6.
Tiriskan dan bakso siap untuk dimakan atau diolah menjadi berbagai jenis
menu makanan atau disimpan.
Penambahan es/air es bertujuan:
- melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke
seluruh bagian daging;
- memudahkan ekstraksi protein
serabut otot;
- membantu pembentukan emulsi; dan
- mempertahankan suhu adonan tetap
rendah akibat pemanasan selama proses pembuatan bakso.
STPP antara lain berfungsi
- untuk meningkatkan keasaman (pH) daging,
- mengurangi
penyusutan selama pemasakan,
- meningkatkan keempukan, dan menstabilkan warna.
Penggunaan STPP maksimal adalah 0,5%
pada daging yang telah disimpan dalam freezer atau pendingin lainnya
(bukan daging segar).
Bumbu
Bumbu berfungsi meningkatkan cita rasa dan mengawetkan bakso.
Garam
berfungsi
- mengekstraksi protein miofibril daging
- meningkatkan daya simpan karena dapat menghambat
pertumbuhan mikroba pembusuk.
- Garam juga menentukan tekstur bakso
karena dapat meningkatkan kelarutan protein daging.
Daftar
Pustaka
Soemarwoto, H.2008. Aneka
Olahan Daging Kelinci.Weblog.htm
Warta Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Vol 31.No 6. 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar