Minggu, 24 Juni 2012

TATA LAKSANA PEMELIHARAAN KELINCI DESA LIMBANGAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL


TATA LAKSANA PEMELIHARAAN  KELINCI
DESA LIMBANGAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL
F. D. Perwitasari
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata laksana pemeliharaan kelinci. Tata laksana pemeliharaan kelinci meliputi: lokasi, pakan, kandang, reproduksi dan penyakit yang dialami kelinci. Desa Limbangan Kecamatan limbangan Kabupaten Kendal sebagai lokasi penelitian. Pakan yang diberikan berupa pakan konsentrat (wheat brain) dan  hijauan (rumput kering). Kandang yang ternak kelinci berbentuk kandang bertingkat yang bahan – bahannya  yaitu dari bambu dan kayu. Induk kelinci betina yang sedang bunting mudah stress sehingga membutuhkan perhatian dan pakan yang bergizi. Penyakit pada kelinci selama penelitian yaitu sakit flu, kembung dan gudikan. Pengetahuan dan pemahaman tata laksana pemeliharaan ternak kelinci secara baik dan fokus akan menentukan keberhasilan budidaya ini.

Kata kunci: lokasi, pakan, kandang, reproduksi dan penyakit kelinci.

ABSTRACT

The research aimed to determine the administration of rabbit breeding. Rabbit breeding governance include: the location of cultivation, feed, cages, reproduction and disease suffered by rabbits. Limbangan Village Sub District Kendal limbangan Food that is given in this venture in the form of feed concentrates (wheat brain) and forage (hay). Enclosure that we use is a multilevel cage material - material that is of bamboo and wood. Parent female rabbit is pregnant so easy to stress that needs attention and nutritious food. Disease in rabbits during the study that is sick with the flu, bloating and gudikan. Knowledge and understanding of governance in both cattle raising rabbits and focus will determine the success of this culture.


Key words: location of cultivation, feed, cages, reproduction and disease
Simak
Baca secara fonetik




PENDAHULUAN

Latar Belakang

Respon pangsa pasar dan perkembangan dunia agribisnis mendorong kuatnya para peternak untuk berbisnis di dunia kelinci. Salah satu jenis kelinci yang harganya bersaing dengan jenis kelinci lainya yaitu jenis kelinci Rex (Oryctolagus cuniculus rex). langkah dalam budidaya kelinci merupakan solusi terbaik dalam membangun karakteristik pembudidayaan daging, dengan sasaran kemandirian usaha dan profitabilitas yang terarah, dengan tehnik dan perawatan yang benar maka akan diperoleh sasaran profit yang jelas dan berimbas dalam pembelajaran enterpreneurship baik bagi mahasiswa maupun masyarakat sekitar, kunci dalam pembudidayaan kelinci ini yaitu kerja keras, rapi dalam perawatan dan jeli dalam menilai pasar.
Kombinasi antara modal kecil, jenis pakan yang mudah dan perkembangbiakannya yang cepat, menjadikan budidaya kelinci masih sangat relevan dan cocok sebagai alternatif usaha bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan luas dan tidak mampu memelihara ternak besar. Di negara sedang berkembang, kelinci dapat diberi pakan hijauan yang dikombinasikan dengan limbah pertanian dan limbah hasil industri pertanian (Sitorus et al., 1982 dan Diwyanto et al., 1985).
Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pemeliharaan ternak. Keberhasilan usaha pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan disamping faktor pemilihan bibit dan tata laksana pemeliharaan yang baik. Kelinci dapat berproduksi tinggi, maka perlu dipelihara secara intensif dengan pemberian pakan yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Ensminger et al. (1990), pakan kelinci dapat berupa hijauan, namun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, sehingga produksinya tidak akan maksimum, oleh karena itu dibutuhkan pakan konsentrat.
Desa Limbangan Kecamatan limbangan Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal. Pemilihan tempat di lahan pekarangan ini, karena usaha ini tidak membutuhkan lahan yang luas, didukung oleh keadaan alam dan kondisi lingkungan. Daerah ini mempunyai letak yang cocok buat perkembangan kelinci. Daerah yang sejuk, dibatasi oleh hutan dan berada di pinggiran area perkebunan karet dan didukung oleh masyarakat desa Limbangan ini mayoritas juga bergerak di bidang pertanian dan perkebunan.
Lingkungan masyarakat yang bergerak dibidang pertanian dan perkebunan ini semakin mendukung akan berkembangnya progam usaha budidaya kelinci, tetapi masyarakat belum mengetahui keuntungan yang akan didapatkannya jika mereka mau menekuni budidaya ini lebih lanjut. Letak Dukuh Mambang, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal ini berada di ketinggian 400 dpl, daerah perbukitan dan ketersediaanya rumput segar sepanjang tahun dan limbah pertanian dan perkebunan akan semakin menguntungkan dan menekan biaya produksi, sehingga keuntungan yang didapat semakin maksimal. Oleh sebab itulah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata laksana pemeliharaan kelinci.


METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai bulan juli 2011, berada di desa Limbangan Kecamatan limbangan Kabupaten Kendal. Metode penelitian yang digunakan yaitu praktek budidaya kelinci meliputi pemberian pakan, kandang, reproduksi dan penyakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tata laksana pemeliharaan kelinci ini pada usaha ini meliputi: lokasi budidaya, pakan, kandang, reproduksi dan penyakit yang dialami kelinci.

Lokasi Budidaya Ternak kelinci
Desa Limbangan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal merupakan lokasi budidaya ternak kelinci. Lokasi ini mempunyai potensi yaitu 1) jauh dari pemukiman, 2) dekat dengan sumber air, 3) ada jalan, 4) dekat dengan pasar.  Beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu suhu kelembaban, penyediaan pakan, pembuatan kandang, suara bising dan bau-bauan serta gangguan dari predator yang lainnya (Manshuur dan Fakkih, 2010).

Pakan
Pakan yang diberikan dalam budidaya berupa pakan konsentrat dan  hijauan. Pakan konsentrat yang digunakan pada awal usaha ini berupa ampas tahu dan dedak ini diberikan dalam waktu seminggu, hal ini dikarenakan: ternyata ada sebagian ternak kelinci tidak menyukainya, kesulitan untuk mendapatkannya, jarak dan harga, sedangkan untuk hijauan berupa rumput liar. Ampas tahu dan dedak kesulitan mendapatkannya ternak kelinci ternak kelinci beri hijauan, kebutuhan hijauan ternyata menjadi dua kali lipatnya setelah ternak kelinci tidak menggunakan ampas tahu dan dedak.
Wheat brain selain mempunyai standar gizi yang sama dengan ampas tahu dan dedak, ternyata wheat brain hampir disukai kelinci karena wheat brain berasal dari kulit arinya gandum yang diolah menjadi dedak dan mempunyai rasa manis. Harga wheat brain yaitu Rp 150.000/sak (50 kg) sudah termasuk biaya transport. Pemberian pakan konsentrat wheat brain sebesar 120 gram/ekor/hari, sehingga 50 kg ini dapat dikonsumsi selama 21 hari untuk 20 ekor kelinci. Manshuur dan Fakkih (2010) mengatakan bahwa pakan pelet atau konsentrat untuk kelinci usia 3 – 4 bulan tidak boleh melebihi 50 gram per ekor setiap hari, sedangkan untuk kelinci dewasa biasanya 80 – 120 gram/ekor/hari.
Konsumsi pakan konsentrat kelinci bunting yang diberikan yaitu 120 gram/ekor/hari hal ini tidak sesuai dengan pendapat BPTP (2007) yang mengatakan kelinci indukan betina bunting konsumsi pakan berkisar antara 200 – 250 gram/ekor/hari. Kekurangan pakan ini ternyata berakibat terhadap induk yang bunting yaitu: 1) ada anak yang mati dalam kandungan, 2) induk menjadi stress, 3) sifat kanibal.    
Pakan hijauan yang diberikan kelinci berupa rumput. Pemberian rumput layu pada kelinci disebabkan oleh 1) hijauan yang masih segar banyak mengandung air dan gas, 2) usus yang dimiliki oleh kelinci hanya satu usus, 3) dapat menyebabkan kembung, mencret dan kematian. Pemberian rumput bagi kelinci sangat diperlukan karena: 1) bermanfaat untuk merangsang ketahanan usus (agar tidak sembelit), 2) melatih gigi, 3) merangsang nafsu makan (Manshuur dan Fakkih, 2010).   

Kandang
Kandang kelinci menggunakan kandang bertingkat yang bahan – bahannya  yaitu dari bambu dan kayu. Kandang kelinci belum memiliki standar kandang yang bagus, menyebabkan kelinci dengan mudah merusak dinding kandang sehingga banyak kelinci yang lepas dari kandangnya dan produktivitas menurun. Kandang yang bagus adalah kandang mudah dibersihkan, nyaman cukup siklus udara dan pencahayaan, bahan mudah didapat, terjangkau, dan tidak berbahaya, kandang harus terpisah antara jantan dan betina (Manshur dan Fakkih, 2010). Menurut (BPTP, 2007) mengatakan lokasi kandang yaitu : 1) harus jauh dari kebisingan, 2) ditempat teduh tapi tidak lembab, 3) diusahakan mendapatkan sinar matahari langsung atau pantulan dari sinar matahari, 4) ukuran kandang indukan jantan atau betina (70 x 75 x 40) sedangkan kotak buat anak (40 x 25 x 20).
Kandang dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan umur. Kelinci usia 4 bulan, kandang kelinci harus terpisah antara jantan dan betina. Kelinci induk betina dan anak dipisahkan, setelah anakan berumur 1 bulan. Anakan kelinci dari berbagai indukan dapat ditempatkan pada satu kandang sampai usia mereka berumur 3 bulan. Menurut Manshur dan Fakkih (2010) mengatakan kelinci betina dewasa harus terpisah dan tidak berdampingan dengan kelinci jantan dewasa, karena dapat menimbulkan stress dan perkelahian.

Reproduksi
Reproduksi ternak kelinci ini meliputi 1) perkawinan, 2) kebuntingan, 3) kelahiran. Kelinci dewasa siap dikawinkan pada umur 7 – 9 bulan, usia kelinci jantan lebih tua dibandingkan kelinci betina, perkawinan dilakukan di kandang kelinci jantan selama 10 – 15 menit. Menurut Manshur dan Fakkih (2010) mengatakan bahwa usia kelinci dewasa jantan lebih tua dan perkawinan dilakukan di kandang jantan, hal ini dilakukan karena unsur dominatif sangat menentukan pejantan lebih agresif dalam melakukan perkawinan. Perkawinan yang baik dilakukan pada pagi hari antara jam 6 – 8, malam hari (6 – 8).
Perkawinan pada induk betina I dan II, dikawinkan lagi setelah masa sapih berakhir (40 hari). Betina III  tidak dikawinkan, karena betina III masih dalam keadaan sakit pada kelenjar ambingnya sedangkan untuk betina IV dikawinkan. Menurut Manshur dan Fakkih (2010) kelinci betina yang tidak sehat, dilakukan perawatan terlebih dahulu setelah sehat kelinci dikawinkan lagi. Kelinci yang sedang hamil akan menolak kawin dengan mengeluarkan suara, sedangkan kelinci betina menyukai kelinci jantan disebabkan oleh kalah umur, betina lebih agresif dan pejantan sedang stress. Hasil dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa kelinci betina dewasa pejantan bisa menolak kawin, disebabkan oleh 1) kelinci betina tidak dalam kondisi sehat, 2) kondisi hamil, 3) kelinci betina tidak menyukai pejantan, 4) kelinci betina tidak merasa nyaman.
Betina I melahirkan tanggal 20 april 2011 sore hari berjumlah 6 ekor, 2 ekor mati pada saat melahirkan sisa 4 ekor. Betina II melahirkan pada tanggal 23 april 2011 malam hari berjumlah 4 ekor. Minggu tanggal 24 april 2011 ternak kelinci melihat kondisi anak betina II ada 1 ekor dalam kondisi sekarat, untuk menyelamatkan ternak kelinci berusaha untuk disusukan pada betina I. Besok pagi tanggal 25 April 2011 ternyata anak dari betina I masih sisa 1 ekor ternyata si betina I merasa terganggu dengan kehadiran anak dari betina II, sehingga dia memakan semua anak-anak yang ada di kotak. Peristiwa ini mengajarkan kita sebelum mencampurkan anakan ke indukan yang lain 1) bersihkan terlebih dahulu dari bulu induknya, 2) oleskan urinnya indukan yang akan dicampurkan terlebih dahulu, 3)  pada indukan yang umur penyusuannya sama.
Betina II saat menginjak empat hari tepatnya tanggal 27 April 2011 anakan yang tersisa masih 1 ekor, hal ini dikarenakan 1) kuatlah yang menang dalam mendapatkan susu dari induknya, sehingga tubuh 3 ekor kelinci kurus. 2) induknya kurang perhatian dalam menangani anak-anaknya. Menurut Manshur dan Fakkih (2010) mengatakan jika indukan tidak mau menyusui kemungkinan dikarenakan 3 hal yaitu: 1) induk belum siap merawat anakan atau pada kelahiran pertama dan kedua, 2) keringnya air susu karena kekurangan gizi, 3) stress dan bisa menjadi kanibal. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa indukan yang melahirkan mudah stress sehingga membutuhkan kenyaman (kandang terutama kotak untuk anakan), persediaan pakan yang berkualitas.

Penyakit Kelinci
Betina VII mengalami stress dan berkurangnya nafsu makan maka ternak kelinci lakukan penyuntikan vitamin B komplek, selang beberapa hari sudah menunjukkan sudah mau makan perkiraan ternak kelinci sudah mulai membaik. Seminggu berjalan, ternak kelinci tidak melakukan pengobatan lagi dan ternyata betina VII mati. Kematian betina VII dapat dijadikan sebagai pengalaman bahwa dalam menghadapi kelinci stress dengan kondisi berkurangnya nafsu makan maka kelinci perlu perhatian khusus terutama dalam penyediaan pakan yang ber gizi dan berkualitas. Betina V mengalami stress dan kurang makan, dalam kurun waktu seminggu kelinci disuntik dengan vitamin B kompleks dan pemberian energen atau susu untuk pengganti makannya. Keadaan betina V sudah mulai membaik dengan bertambah nafsu makannya.
Jantan I mengalami flu awalnya kondisi masih mau makan, setelah berjalan waktu dalam seminggu ini dia mengalami penurunan kondisi. Nafsu makan mulai berkurang kemudian pejantan I disuntik dengan vitamin B komplek dan medoxy, pemberian energen tapi apa yang terjadi 2 jam setelah pemberian kedua obat tersebut jantan I mengalami kejang-kejang dan mati. Tanda-tanda kelinci flu: dia akan bersin-bersin dan nafsu makan berkurang, apabila sudah terlanjur parah maka dia akan kondisi lemah. Penangganan menghadapi ternak kelinci flu untuk suplai makannya diberikan energen dan susu, sedangkan untuk obatnya menggunakan obat flu, amoxycilin ditumbuk dicampurkan air dan diminumkan kelinci 2 kali sehari.
Sakit kembung diberikan obat bloat atau obat tetes (rembungke) langsung diteteskan dalam mulutnya sehari 2 kali, sedangkan untuk penyakit gudikan disuntikan wormethin dengan ukuran 0,1 – 0,3 cc selang 3 hari sekali. Pemberian Wormethin jangan melebihi 0.5 cc, jika kelinci dalam keadaan bunting maka akan terjadi keguguran. Pemberian vitamin dan mineral calvia mix dicampurkan pada pakan kelinci. Pemberian vitamin dn mineral ternak kelinci lakukan untuk menambah dan menjaga anti bodi kelinci terhadap cuaca, selain itu juga dapat meningkatkan nafsu makan, mempercepat pertumbuhan  dan bobot badan ternak.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan pemahaman tata laksana pemeliharaan ternak kelinci kurang secara baik dan fokus, sehingga pemeliharaan kelinci belum berhasil. Kelinci merupakan ternak yang mudah stress dan mempunyai tingkat kematian tinggi. Fokus dalam pengetahuan dan pemahaman tata laksana pemeliharaan ternak kelinci dalam artian kesiapan memperhatikan setiap waktu dan mempunyai kesanggupan untuk bersusah payah.

DAFTAR PUSTAKA

BPTP Yogyakarta.  2007. Budidaya Ternak Kelinci di Perkotaan. Penerbit Agro hawa. Yogyakarta.
Diwyanto, K., R. Sunarlin, dan P. Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan terhadap karkas dan preferensi daging kelinci panggang. Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10):427-430.

Ensminger, M.E., J.E. Oldfield dan W.Heinemann. 1990. Feeds and Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co., Clovis
Manshur, F dan Mu’tasim Fakkih. 2010. Kelinci Domestik (Perawatan dan Pengobatan). Penerbit Nuansa. Bandung.
Sitorus, P., S. Soediman, Y.C. Raharjo, I.G. Putu Santoso, B. Sudaryanto dan A. Nurhadi. 1982. Laporan Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

3 komentar:

  1. klo boleh saya minta jurnal pdfnya mas

    BalasHapus
  2. Situs Judi Sabung Ayam Online SV388 Terlengkap Terbaik Terpercaya - Bandar Taruhan Adu Ayam Online Uang Asli Rupiah Terbesar Permainan Sabung Ayam Online ini begitu gampang di tekuni yang cuma menebak taruhan


    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    BalasHapus